Gambaran paling sederhana dari Ramadhan adalah bulan dimana orang-orang Muslim diwajibkan untuk berpuasa. Artinya, dari terbit fajar hingga terbenam matahari kita tidak makan, minum, melakukan aktivitas seksual, memaki, memfitnah, atau bergosip. Di bulan ini, umat Islam tidak hanya berpuasa, tetapi kita meningkatkan doa, berbagi kepada sesama, dan banyak lagi. Secara keseluruhan, dari segi spiritual kita menjadi lebih intens.
Meskipun Ramadhan seharusnya menjadi momentum untuk berbagi dan membangun spiritualitas, pada prakteknya banyak dari kita yang kehilangan makna sesungguhnya. Pada bulan Ramadhan kita malah lebih sibuk dan semangat pada hal-hal yang bersifat perayaan saja seperti membuat agenda buka bersama yang tidak ada habisnya, belanja baju baru kekinian untuk lebaran supaya bisa jadi bahan konten di social media, atau memborong banyak makanan untuk berbuka padahal akhirnya tidak tersentuh.
Kedengarannya tentu saja sangat klise karena kondisi ini dilakoni banyak orang setiap tahunnya. Ramadan semestinya menjadi bulan di mana kita menahan diri dari berbagai godaan, termasuk godaan untuk menjadi konsumtif atau impulsif.
Mulailah bangun kebiasaan ‘Less is More’ untuk memaknai bulan Ramadhan, dimana sesuatu yang lebih sedikit bisa lebih baik daripada sesuatu yang banyak dan berlebihan.
Terapkan Mindful Eating Saat Berbuka Puasa
Bukan hal yang aneh jika pada saat berbuka banyak orang yang merasa kekenyangan karena terlalu banyak makan. Agar dapat merasakan manfaat puasa bagi kesehatan maka yang perlu dipikirkan adalah kualitas atau nutrisi dari makanan bukan dari segi kuantitasnya. Coba untuk makan secara berkesadaran dengan memahami kebutuhan konsumsi makanan kita.
Berbagi Kepada Orang Lain
Alih-alih berbelanja secara berlebihan, alokasikan sebagian spending atau pengeluaran untuk berbagi dan beramal kepada sesama, terlebih lagi jika kita mendapatkan rezeki lebih seperti tunjangan hari raya. Berbagi tidak hanya dilakukan kepada yang berkekurangan saja ya. Kita juga bisa membahagiakan anggota keluarga, teman, atau orang terdekat dengan memberikan apa yang mereka perlukan selama bulan Ramadhan atau Idul Fitri. Namun pastikan agar sesuatu yang kita berikan memang dibutuhkan dan tidak menjadi beban bagi si penerima. Pada akhirnya kita akan merasa lebih bahagia ketika dapat berkontribusi kepada sesama.
Kurangi Kesibukan dan Atur Prioritas
Ramadhan bisa menjadi tantangan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kita harus bangun dini hari sekitar jam 3 atau 4 pagi, kemudian bekerja atau melakukan aktivitas seperti biasa dari pagi hingga sore hari. Setelahnya terkadang ada jadwal buka puasa bersama, kalau sedang tidak buka puasa bersama maka bisa jadi masih bekerja, atau malah terjebak di kemacetan. Setelah melakukan begitu banyak aktivitas rasanya-rasanya badan sudah letih untuk melakukan ibadah tarawih atau lainnya. Kurangi jadwal kita untuk dapat beristirahat sejenak (bukan hanya secara fisik, namun juga mental) agar kita dapat beribadah dan merasa lebih tenang.
Writer: Daniya Nahdi