Cara Supaya Clutter Tidak Kembali Lagi!

0 Shares
0
0
0

Setelah selesai melakukan proses decluttering tidak lantas membuat proses beberes menjadi benar-benar selesai. Melepaskan barang-barang yang kita miliki bukanlah hal yang mudah, tetapi akan lebih sulit lagi mempertahankan kondisi ruang agar tetap terbebas dari clutter.

Hal yang lebih penting dari melakukan decluttering adalah bagaimana mencegah clutter kembali lagi.

Photo by Karolina Grabowska

Beberapa waktu setelah melakukan beberes dan menyortir barang, bukan tidak mungkin clutter kembali bermunculan. Hal tersebut karena kita memiliki pemikiran bahwa decluttering proses yang bisa dilakukan berulang kali. Sehingga jika rumah sudah kosong, nanti akan penuh lagi dan kita tinggal decluttering lagi deh. Sangat menggampangkan ya? Lantas apa yang harus dilakukan setelahnya?

Tanyakan ke Diri Sendiri

Sebelum melakukan segala sesuatunya, termasuk dalam hal ini adalah decluttering, tanyakan ke diri sendiri mengapa kita perlu melakukannya. Apabila kita tidak memahami alasannya, maka tidak akan ada yang berubah. Bahkan sangat mungkin jika kita sudah menyingkirkan banyak barang yang kita punya dan masih merasa menyedihkan setelahnya. Tanyakan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri seperti kenapa kamu merasa perlu untuk menyederhanakan hidup, ingin terlihat dan terasa seperti apa rumah atau ruang yang ditinggali, barang-barang apa yang sesungguhnya dibutuhkan dan kenapa kamu membutuhkannya, atau ajukan pertanyaan-pertanyaaan relevan lainnya.

Kurangi Tempat Penyimpanan

Dengan memiliki banyak storage atau tempat penyimpanan di dalam rumah kita cenderung terdorong atau memiliki perasaan untuk mengisi storage tersebut. Semisal, kita membeli tempat penyimpanan berupa rak buku yang besar, padahal nyatanya buku yang kita punya engga sebanyak itu. Ujung-ujungnya jadi beli buku lebih banyak hanya karena merasa ada ruang yang perlu diisi. Hal ini juga bisa berlaku ke jenis storage lainnya loh.

Hargai Apa yang Sudah Kita Punya

Ketimbang memikirkan barang-barang apa yang harus kita beli lagi atau belum punya, coba berpikir sebaliknya. Evaluasi mengenai apa saja yang sudah kita miliki. Selain untuk tujuan decluttering, memikirkan kembali mengenai barang yang sudah ada sekarang bisa membuat kita menjadi lebih bersyukur. Jika sudah ada rasa syukur, maka kita bisa menjadi lebih rajin untuk merawat barang yang ada sehingga barang juga menjadi lebih awet.

Ada Tanggung Jawab untuk Memiliki Setiap Barang

Bertanggung jawab dalam membeli atau memiliki barang engga hanya mengenai berapa biaya belinya dan bagaimana kemampuan finansial kita. Ada hal lainnya yang perlu dipertimbangkan seperti apakah kita masih punya ruang untuk barang tesebut, apakah kita punya waktu untuk merawatnya, apakah kita akan menggunakannya dengan baik, dan sebagainya. Jadi, selain dari nilai materialnya, pertimbangan-pertimbangan tersebut harus dipikirkan dengan baik.

Buat Peraturan untuk Setiap Barang yang Akan Masuk

Photo by Ketut Subiyanto

Agar clutter tidak mudah kembali dan menumpuk coba buat peraturan untuk diri sendiri. Contohnya ‘one in and one out policy’, dimana untuk membawa satu barang ke ruang tinggal kamu maka sebagai gantinya harus ada satu barang yang keluar.

Bisa juga untuk memberikan jangka waktu tertentu terhadap pembelian suatu barang. Semisal, kamu hanya akan membeli pakaian baru dalam jangka waktu enam bulan sekali dengan jumlah terbatas. Seperti apa pertaturan yang akan kamu terapkan bebas dan dapat ditentukan sesuai kebutuhan serta kenyamanan pribadi.

Pastikan Berkomunikasi dengan Anggota Keluarga Lain

Jangan sampai decluttering membuat kamu harus berkonflik dengan orang lain, terutama anggota keluarga atau orang yang tinggal bersama. Saat kita memiliki komitmen untuk menyederhanakan dan beberes bukan berarti orang lain memiliki pandangan yang serupa. Mulai dari ruang pribadi terlebih dahulu dan komunikasikan kepada orang yang tinggal bersama dengan kita mengenai apa yang akan kita lakukan. Minta mereka untuk menghargainya, engga mau kan kalau sudah capek beberes clutter tetapi orang lain malah menumpuk barang kembali di tempat yang sudah dibereskan? Sebaliknya, kita juga harus menghargai ruang pribadi milik orang lain dan jangan menyingkirkan barang yang bukan milik kita tanpa izin.


Writer: Daniya Nahdi

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

#BelajarJadiMinimalisMispersepsi Tentang Desain Minimalis

Desain Minimalis tidak sepenuhnya bergantung pada kata “Minimal”, bisa jadi karena salah persepsi tentang minimalis, justru kita tidak menikmati aktivitas di dalam rumah karena desain ruang menjadi “Minimal”. Mari lebih cermat terhadap persepsi yang salah tentang desain minimalis.