Alasan Kenapa Semua Orang Perlu Decluttering

0 Shares
0
0
0

Kata ‘clutter‘ jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia memiliki arti kekacauan atau kekusutan. Sedangkan, decluttering sendiri dikenal sebagai metode untuk merapikan ruang dengan mengeliminasi barang-barang yang sudah tidak diperlukan lagi. Nah, barang-barang yang sudah tidak diperlukan ini dijuluki sebagai clutter karena dapat menimbulkan kekacauan, sehingga proses menyingkirkannya disebut sebagai decluttering.

Photo by SHVETS Production

Meskipun decluttering bisa dilakukan oleh siapa saja yang membutuhkannya, namun kesannya sangat lekat dengan para pegiat hidup minimalis. Memang lumrah jika banyak orang yang mengira demikian. Seorang minimalis biasanya secara rutin akan mengevaluasi barang-barang yang dimiliki dengan melakukan declutter sebagai medianya.

Sebenarnya tidak hanya seorang minimalis yang perlu melakukan decluttering, mungkin banyak orang yang sudah mempraktekkannya tetapi tidak familiar atau tidak mengetahui bahwa apa yang dilakukan dikenal sebagai decluttering.

Lantas kenapa ya decluttering menjadi hal yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan oleh banyak orang?

1. Clutter Membuat Stress

Ada banyak studi yang mengkaitkan antara clutter dengan tingkat stress seseorang, salah satunya adalah penelitian dari Universitas Amerika, UCLA. Melalui sebuah studi, UCLA’s Center on Everyday Lives and Families (CELF) melakukan penelitian tentang hubungan antara 32 keluarga di California dengan benda-benda di rumah mereka. Dalam hasil penelitian tersebut diketahui bahwa pemilik rumah dengan gender perempuan merasa semakin stres seiring dengan padatnya barang di dalam rumah.

Studi tersebut juga menemukan efek negatif clutter lainnya terhadap kondisi mental. Dimana untuk gender laki-laki cenderung tidak terganggu oleh clutter yang ada sehingga menyebabkan ketegangan antara istri yang lebih rapi dengan suami mereka yang berantakan. Selain itu, seringkali keluarga yang ingin mengurangi clutter merasa sulit secara emosional ketika harus menyortir dan mengurangi benda-benda. Mereka juga tidak dapat menghilangkan keterikatan sentimental pada barang yang dimiliki karena percaya bahwa barang-barang mereka memiliki nilai material.

2. Tempat Tinggal Menjadi Tidak Sehat

Dalam kasus yang parah, saat clutter seseorang sudah sangat menumpuk atau bahkan memiliki gejala hoarding disorder, tempat tinggal bisa menjadi tidak sehat. Tumpukan barang dapat menyebabkan debu atau kotoran lainnya. Dengan banyaknya barang yang menumpuk juga akan semakin sulit untuk merawat semua barang yang ada. Barang-barang tidak terawat dalam jumlah banyak tentunya akan memberikan pengaruh terhadap kualitas lingkungan tinggal kita.

3. Menghabiskan Waktu

Free Woman wrapped with Fabrics Stock Photo
Photo by Ron Lach

Clutter dapat menghabiskan banyak waktu kita juga loh. Mengapa demikian? Dengan memiliki barang yang terlalu banyak kita cenderung menjadi sulit untuk mengorganisirnya sehingga barang menjadi tercecer di mana-mana. Akibatnya, saat mencari suatu barang yang dibutuhkan maka memerlukan waktu yang lebih lama.

4. Tidak Memiliki Ruang untuk Hal yang Lebih Penting

Saat ada banyak barang yang memenuhi ruang, maka kita menjadi tidak memiliki cukup ruang untuk hal-hal yang lebih penting. Hal-hal yang lebih penting ini tidak hanya berupa barang fisik saja, tetapi juga energi, waktu, uang, dan perhatian. Setiap barang yang kita miliki perlu dirawat, dibersihkan, atau yang lainnya. Ketimbang mencurahkan banyak usaha terhadap barang-barang yang tidak begitu penting dan tidak dibutuhkan, kita bisa menggunakan tenaga kita untuk sesuatu yang lain.

5. Sebagai Bahan Evaluasi Diri

Setelah melakukan decluttering, kita bisa menjadi lebih mudah untuk mengevaluasi apa-apa saja yang essential atau penting dan apa-apa saja yang sebenarnya tidak kita pergunakan atau butuhkan. Kedepannya kita akan memiliki pertimbangan yang lebih baik saat memutuskan untuk membawa sesuatu ke dalam rumah atau ruang kita. Kita juga bisa merasa lebih bersyukur bahwa ternyata selama ini banyak hal-hal yang sudah kita miliki tetapi tidak kita sadari.

Jadi bagaimana? Sudah melakukan decluttering versi kamu?


Writer: Daniya Nahdi

0 Shares
1 comment
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like