Mengenal Cukup & Bahagia di Swedia Lewat Buku LAGOM (Sebuah Resensi)

1 Shares
1
0
0

Saat ini kita mengenal tren gaya hidup minimalis sebagai cara untuk menjalani hidup dengan barang-barang yang benar-benar dibutuhkan dan memanfaatkan waktu secara berkesadaran, ternyata di berbagai negara maju, budaya mereka telah mengakomodir gaya hidup tersebut lho. Tentunya dengan istilah yang bermacam-macam, Ada Wabi Sabi dan Ikigai di Jepang, Hygge di Denmark dan Lagom di Swedia.

Nah kali ini kami berkesempatan untuk menyelami lebih dalam tentang  Lagom lewat  buku yang di tulis oleh Lola A Akerstrom dengan Judul LagomNot Too Little Not Too Much. Buku ini cukup menjelaskan bagi para pembaca yang penasaran bagaimana Swedia dan Lagom saling melekat dan bagaimana menjalani gaya hidup lagom itu sendiri.

Lagom  (dibaca : Laaaw-Gem) merupakan istilah dari bahasa Swedia yang artinya cukup, tidak lebih, atau tidak kurang. Istilah ini merujuk pada gaya hidup sederhana untuk mencapai kebahagiaan hidup. Lagom adalah bagain dari budaya penduduk Swedia, negara yang terkenal dengan penduduknya paling bahagia di Dunia.

Photo by Alpha Heart Studio

Setelah membaca buku ini, pembaca akan mengerti mengapa negara Swedia dilabeli sebagai negara dengan penduduk bahagia lewat Lagom. Buku ini menjelaskan dengan indah bagaimana budaya Lagom di terapkan dalam berbagai aspek  yaitu:

  1. Lagom = memaksimalkan keadaan dengan menikmati & menghargai waktu. Contoh cara Lagom menikmati waktu adalah:
  • Bekerja tidak berlebihan, mereka menyelinginya dengan jeda dan istirahat yang teratur. Bagi orang Swedia bekerja lebih dari 60 jam per minggu artinya Anda tidak efektif. Bekerja melampaui jam kerja Anda pun artinya tidak efektif.
  • Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jika di Indonesia jatah cuti setahun 12 hari, di Swedia cuti selama 5 minggu merupakan standar bagi karyawan. Bahkan cuti berbayar untuk mengurus anak adalah 480 hari yakni sekitar satu tahun tiga bulan per anak. Ada sedikitnya 18 hari libur nasional ditambah dengan hari kejepit di antara hari libur nasional dan akhir pekan yang dapat dijadikan hari libur oleh sebagian orang.
  • Pada halaman 162, ditegaskan juga bahwa orang Swedia bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Fleksibilitas dalam bekerja menjadi kultur mereka. Misalnya, orangtua dapat pulang kantor lebih awal untuk menjemput anaknya dari taman kanak-kanak atau keluar sejenak untuk memenuhi janji pertemuan pribadi. Bahkan setelah cuti melahirkan, mereka dapat mengurangi 50% hingga 75% jam kerja, 

Lagom dalam aspek kultur dan emosi mengajarkan manusia untuk memaknai perasaan manusia dan memberi ruang untuk emosi yang kita rasakan.

  1. Dalam hal perasaan atau emosi, lagom mendorong kita untuk menangis dan tertawa sebanyak yang kita perlukan.
  2. Menghargai ruang, seperti menghargai privasi orang lain. inilah mengapa bangsa Swedia umumya bukan penggemar obrolan ringan (basa basi) dengan orang tak dikenal. Orang Swedia terkenal dengan orang yang hati-hati dalam memulai obrolan sehingga terkesan  canggung bagi orang asing atau wisatawan. 
  3. Meskipun akan terkesan canggung, namun ini adalah bentuk dari orang Swedia dalam menghargai orang lain dengan diam sejenak untuk mendengarkan satu sama lain dan memahami pembicaraan.
  4. emusatkan diri secara emosional tanpa merasa perlu mengisi setiap keheningan dengan percakapan. 
  5. Bahasa Swedia sendiri adalah bahasa yang sangat gamblang, sedikit sekali kata sifat yang panjang atau kata yang berbunga-bunga untuk menyampaikan emosi. Tidak heran lagom juga mengajarkan bagaimana kita dapat menyampaikan keberatan atau berkata saying “tidak” untuk hal yang tidak kita inginkan tanpa panjang lebar atau yang berbunga-bunga. Belajar berkata tidak juga merupakan bagian bagaimana lagom menghargai emosi diri sendiri bukan sekedar menyenangkan orang lain tapi mengorbankan diri sendiri.

Hidup secara Kesederhanaan dan Berkesadaran. Lagom adalah bentuk dari perpaduan bagaimana mencapai tujuan hidup dengan kehati-hatian. Lagom menginginkan kita dapat fokus dalam mencapai tujuan hidup dengan membebaskan diri kita dari kekacauan dan kelebihan. Kekacauan dan kelebihan inilah yang mendorong bagaimana lagom menjadi erat dengan gaya hidup minimalis. 

  • Orang Swedia lebih condong memilih Pakaian fleksibel yang dapat dipadu-padankan dan dipakai kembali dengan berbagai cara. Kata kunci cara berpakaian di Swedia adalah kepraktisan, kualitas dan kenyamanan.  Mereka memilih pakaian dengan kualitas yang dapat bertahan lama namun mereka juga mengutamakan pakaian yang dapat memenuhi kebutuhan melawan cuaca Nordik yaitu saat musim dingin dan musim panas. Orang Swedia menyukai beragai motif seperti motif bunga dan kotak-kotak namun tidak menginginkan terlalu menonjol dan menarik perhatian.
  • Perayaan. dalam merayakan suatu momen kemenangan atau kegembiraan lainnya, orang Swedia terbiasa dengan merayakan secukupnya. sebagai contoh ketika atlet Swedia di wawancara mengenai prestasi mereka, maka respon mereka adalah : Saya kira saya cukup baik, namun timlah yang menang” atau Selama kami menang, tak penting siapa yang mencetak skor”. 
  • Makanan, lagom tidak menuntut kita untuk diet ketat atau menegaskan untuk hidup sebagai vegetarian, namun mengarahkan kita untuk makan secukupnya , Orang Swedia mempunyai prinsip “makan apa yang kita butuhkan saat kita membutuhkannya”.  Jika cukup hanya dengan sepertiga piring, ambillah sepertiga. Tidak berlebih.
  • Pepatah Swedia mengatakan bahwa “orang yang berhemat, akan berpunya”. Lagom adalah gaya hidup yang Melawan pemborosan. Lagom menginginkan kita hanya menggunakan apa yang kita butuhkan dan berupaya keras mengekang belanja impulsif yang termasuk dalam kategori berlebihan. Lagom membantu kita mengatur pengeluaran dengan mengelola uang secara praktis dan logis. Ketika membeli sesuatu selalu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah penting membeli produk itu atau tidak. Dengan cara ini, secara perlahan akan menjauhkan seseorang untuk berhutang. 
  • Desain dan Rumah Tinggal, Lagom juga diterapkan saat menata rumah. Perabot-perabotan yang digunakan bersifat praktis, simpel , tahan lama dan sangat mudah digunakan. Konsep tentang pengaturan rumah ala Lagom ini di ulas di halaman 117. Meskipun konsep desain Swedia tidak memiliki akar spiritualisme seperti Fengshui di China, desain Swedia menjunjung tinggi keselarasan antara cahaya, ruang hijau dan kenyamanan. Desain yg sederhana ini juga yg membuat IKEA, perusahaan perabot asal Swedia menjadi mendunia. IKEA terkenal dengan desain yang ringan, ergonomis, simpel dan berkualitas 

Menciptakan Keselarasan. Bumi Swedia memang tidak menawarkan kekayaan alam sebanyak Indonesia, namun belajar dari terbatasnya sumber daya di negaranya, orang-orang Swedia secara alamiah memastikan bagaimana menggunakan konsumsi SDA secukupnya dan berkelanjutan. Inilah yang mendorong lagom identik dengan mengurangi konsumsi, menyadari berapa banyak yang kita pakai, dan memastikan kita juga menyisihkan untuk orang lain, karena lagom sendiri merupakan gaya hidup yang menjunjung kesetaraan dengan mengurangi gap/jurang antara si kaya dan si miskin. 

  • Seperti kata pepatah Swedia “ lebih baik memiliki sepotong roti daripada setangkai buku di topi” ini erat dengan bagaimana kita membelanjakan uang yang kita memiliki, dibanding menunjukkan status sosial mereka dengan atribut mewah yang mencolok  , orang-orang Swedia lebih suka menabung dan faktanya tabungan di Swedia telah dilindungi oleh pemerintah sejak tahun 1980-an
  • Dari sisi pemerintah Swedia, mereka sendiri membantu warganya untuk tidak terlalu memusingkan memikirkan uang, yaitu dengan berusaha memenuhi kebutuhan dasar warganya. Darimana? dari pajak. makanya di Swedia rata-rata pajak pendapatan pribadinya mencapai 30-33% dari penghasilan. Pajak memastikan cuti berbayar, kesehatan, tunjangan pengangguran, tunjangan pensiun dan tunjangan untuk misi sosial lainnya. kesemuanya itu bertujuan untuk menciptakan kesetaraan dan keselarasan untuk warga Swedia.
  • Menyadari bahwa sumber daya alamnya terbatas, secara sadar orang Swedia telah menerapkan cara hidup yang berkelanjutan. Untuk memastikan generasi selanjutnya dapat menikmati sumber daya alamnya, Swedia telah sejak lama menerapkan prinsip 3R (Reuse, Reffil dan Recycle). inilah yang menyebabkan negara ini menjadi negara yang kekurangan sampah. Proses daur ulang yang sukses, membuat Swedia mengimpor ribuan ton sampah dari negara eropa lainnya agar pusat-pusat daur ulangnya bisa terus beroperasi

Dari berbagai penjelasan bagaimana lagom diterapkan di Swedia. tidaklah heran mengapa lagom menjadi populer di luar negaranya karena menjanjikan hidup yang lebih ringan dan bahagia. Lalu bagaimana cara singkat menerapkan lagom? buku ini pun secara praktis memberikan ringkasan di awal bagain yaitu dengan:

  • Jangan sombong
  • Tidak boros, maka tidak kekurangan
  • ambilah secukupnya
  • jujurlah mengenai kemampuan anda
  • belajar berkata tidak
  • jangan membuang waktu
  • 3R (refill, reuse, recycle)

Inti dari lagom adalah menjaga keberlanjutan hidup – kemampuan untuk mempertahankan kualitas hidup yang tinggi untuk semua generasi, tidak hanya beberapa tahun. Itulah rahasia hidup berkualitas ala Swedia.


#BelajarJadiMinimalis diinisiasi oleh Lyfe With Less, merupakan ajakan kepada teman-teman yang tertarik mengenal dan mempelajari gaya hidup minimalis di Indonesia.

Lebih banyak informasi dan sharing mengenai gaya hidup minimalis di Indonesia bisa kamu ikuti di Instagram @lyfewithless. Dengarkan juga podcast Lyfe With Less di Spotify, Anchor, Google Podcast, Radio Public dan Breaker.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Marthia Mulia.

Editor: Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

1 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like