Review Film “Into The Wild”; Menilik Nilai Minimalisme Tentang Kebebasan & Kebahagiaan

0 Shares
0
0
0

Film bertema biopic berdurasi 148 menit yang dibesut dari buku berjudul sama karya John Krakauker ini merupakan kisah yang mengandung beberapa nilai-nilai minimalism (minimalisme) yang dapat diambil bagi yang sedang menjalankan minimalism lifestyle atau #BelajarJadiMinimalis.

Sebuah kisah nyata yang difilmkan pada tahun 2007 dan dibintangi oleh para pemain muda berbakat, sebut saja seperti Emile Hirsch (The Girl Next Door, Speed Racer, Alpha Dog), Vince Vaughn (The Internship, Mr. & Mrs. Smith) dan tentunya juga menghadirkan America’s favourite sweatheart, Kristen Stewart (The Twilight Saga, Charlie’s Angels).

Film ini berkisah tentang perjalanan hidup yang berawal dari sebuah keputusan radikal seorang mahasiswa lulusan terbaik dari Universitas Emory bernama Christopher Johnson McCandless (Emile Hirsch), dimana Chris bertekad untuk pergi ke Alaska. Tanpa arloji, peta, kampak, telepon seluler, dan uang sesen pun. Hanya dia seorang diri. Di alam liar dimana Chris disini dapat menikmati pegunungan besar, sungai, langit dan melakukan beberapa permainan.

Meninggalkan segala materi, kenyamanan dan kemudahan hidup, termasuk keterikatannya dari hubungan dengan keluarganya yang sangat berada dengan tujuan untuk keluar dari kehidupan peradaban yang dikenalnya sebagai society.

Tentunya disini kita dapat melihat langkah yang diambil Chris betul-betul penuh persiapan matang. Chris memusnahkan semuanya dimulai dengan Kartu Identitas, Kartu ATM hingga Kartu Jaminan Sosial. Uang simpanan yang seharusnya digunakan untuk melanjutkan studi ke Harvard sebesar US$ 24.500,68 disumbangkan untuk Panti Asuhan dan menyisakan hanya US$ 500 yang juga dibakarnya sebelum akhirnya Chris meninggalkan mobilnya, pergi berjalan kaki beberapa ratus kilometer dan mengganti namanya menjadi Alexander Supertramp. Nomor Polisi mobil pribadinya yang dibawanya pun ikut dibuang. Semuanya telah lengkap dilakukan untuk menghapus jejaknya sehingga tidak ada yang bisa melacaknya dan mengenalinya, terutama apabila orang tuanya menyewa aparat atau detektif swasta. 

Alexander Supertramp terus berjalan kaki untuk mencapai destinasi terakhirnya yaitu alam liar Alaska hanya dengan bermodal buku pedoman tentang tanaman liar. Sepanjang perjalannya Alex berjumpa dengan beberapa pelancong dan juga pengalaman baru. Pasangan hippie Rainey & Jan, yang memberikan Alex tumpangan untuk naik mobil bersama mereka. Seorang pengusaha dan pemilik ladang luas, Wayne Westerberg (Vince Vaughn) yang memberinya pekerjaan dan tempat tinggal sementara. Mads dan Sonja yang admin sendiri kurang paham mereka orang asli Jerman atau apa. Dan seorang pensiunan Tentara, Ron Franz (Hal Holbrook). Dari beberapa orang yang dijumpanya, Alex mendapatkan perbekalan baik peralatan maupun pembelajaran untuk hidup di alam liar, seperti cara memakai senapan berburu dan cara memakan makanan hasil buruan.

Dimana akhirnya Alex berhasil sampai di hutan Alaska dan menemukan sebuah tempat tinggal yaitu sebuah mini bus rongsokan yang dikenal sekarang dengan sebutan Magic Bus 142. FYI, Magic Bus 142 ini sekarang menjadi terkenal sebagai objek swafoto bagi para wisatawan hutan Alaska yang menjadi saksi bisu perjalanan terakhir seorang Alexander Supertramp.

Film Into The Wild ini merupakan kisah yang cukup ringan untuk diikuti oleh khalayak banyak. Dinarasikan oleh Carine McCandless (Jena Malone), adik perempuan Alex dengan menggunakan model alur flashback yang saling lompat-lompat. Pembagian 4 (empat) judul chapter, juga menjadi daya tarik tersendiri. Setiap ucap kata yang diungkapkan secara frontal oleh Alexander Supertramp menjadi point of view yang menarik sehingga banyak dijadikan wisdom quotes. Film ini perlu disimak seksama untuk sineas yang tidak mau merasa bahwa film ini terlalu filosofis atau berat disimak karena alasan kebingungan akan makna atau pelajaran yang dapat diambil, terutama masalah kebenaran dan kebebasan yang terus didengungkan oleh Alex. 

Berikut beberapa nilai-nilai atau prinsip minimalism yang bisa diambil dari Film Into The Wild dari sudut pandang kami :

1. Set your goals and declare to others

Sedari awal film, kita dapat melihat Alex secara blak-blakan menceritakan tujuannya untuk mencoba pergi ke Alaska seorang diri kepada setiap kawan yang dijumpainya dalam perjalanan. Tentu ada yang menentang, menertawakan atau menganggap idenya gila, Dengan mencoba terbuka akan prinsip atau nilai yang kita jalani, orang-orang bisa lebih memahami dan menghormati bahkan membantu kita untuk menjalaninya. Saat #BelajarJadiMinimalis, sangat penting untuk mendeklarasikan kita sedang menjalani gaya hidup minimalis kepada orang-orang disekitar kita. Selain dapat saling bertukar pikiran, kita bisa mendapat ide dan pemahaman baru juga dukungan dari orang-orang karena mereka tentu ikut bahagia mendengar keputusan kita. Darimana Alex mendapatkan semua perbekalan peralatan yang dibawanya kalau bukan dari orang-orang yang mensupportnya?  

2. Benda bukanlah sumber kebahagiaan

Banyak yang mengira hidup berkecukupan atau bergelimang harta, merupakan suatu kebahagian hakiki bagi semua orang untuk diraih dalam hidup. Tapi tidak demikian menurut pemikiran Chris. Diceritakan bahwa seiring majunya usaha pribadi keluarga McCandless, Chris merasa hubungan keluarganya semakin dihancurkan oleh karir dan kemapanan. Hidup dalam keadaan broken family, digambarkan selama hidupnya Chris sudah berjalan mengikuti kemauan orang tuanya, kini ia memilih menjauh dari hidupnya yang penuh dengan kepalsuan untuk mendapatkan kebebasannya. Hidup yang penuh dengan toxic. Buat apa? Lebih baik tinggalkan daripada malah semakin susah keluar dari jeratannya. Kebebasan untuk memilih jalan hidup kita sendiri tanpa didikte orang-orang adalah kebahagiaan sejati yang sebenarnya.

3. Berani mengatakan tidak untuk dikuasai uang

Kebanyakan kita sering mendengar nasihat untuk mengatakan tidak jika hanya demi menyenangkan hati orang lain. Tapi yang sering dilupakan dari #BelajarJadiMinimalis adalah menolak segala materi kamuflase atau yang seperti menjanjikan kepuasan bagi diri sendiri. Chris menolak tawaran mobil baru sebagai hadiah dari kedua orangtuanya dan memilih menggunakan mobil lamanya yang usang. Selain itu, Chris tidak mau membatasi keadaanya dengan kondisi keuangan. Pada scene pembicaraan di depan api unggun, pasangan hippie bertanya-tanya mengapa Alex berani menjelajah tanpa memiliki uang sepeser pun.“Aku tak butuh uang. Uang membuat orang menjadi waspada.” Memang bisa dipahami dalam perjalanannya, Alex jadi bisa berjumpa banyak orang tanpa perlu takut dirampok. Bahkan cek gaji sebesar US$ 1108 yang diperoleh Alex bekerja selama beberapa hari di ladang milik Wayne dirasa membuat kebebasan perjalanannya menjadi bias. 

4. Kebahagiaan hidup berasal dari pertemuan kita dengan pengalaman baru

Pernah dengar ungkapan “People comes and People Goes” ? Dalam film ini, Alex dikisahkan hidup berpindah-pindah. Dari sana, Alex menemukan kebahagiaan dengan mendapatkan pengalaman hidup dan teman-teman baru. Mengambil adegan dimana Alex saling berkenalan dengan Tracy (Kristen Stewart) namun menolak saat diajak berhubungan intim. Alex menikmati kebahagiaannya bisa bersama dengan Tracy namun tidak mau menikmati kebahagiaan dari hubungan yang justru akan membuat keduanya jadi baper dan menghambat Alex mencapai tujuan hidupnya. Dan akhirnya Alex mengajak Tracy untuk bernyanyi bersama sebelum akhirnya mereka berpisah dengan bahagia. Adegan lainnya yang menurut admin paling mengharukan saat dimana Ron Franz yang sudah merasakan kebahagiaan dari masa-masa bersama sehingga berat untuk melepaskan kepergian Alex. Di pertemuan terakhir mereka, Franz menawarkan ingin mengadopsi Alex karena sudah terlanjur sayang seperti cucunya sendiri.  Namun Alex tetap memilih untuk melanjutkan perjalanannya. Scene  ini, betul-betul akan menguras air mata. 

5. When you forgive, you love. And when you love, God’s light shines on you

Seringkali jalan hidup yang kita lalui dirasakan sulit karena luka yang membekas dari masa lampau dan sudah lama tertanam dalam ingatan. Suatu pelajaran yang sangat tidak mudah karena untuk melepaskan kenangan buruk adalah dengan memaafkan. Kebanyakan orang mengira dengan memilih tidak mau melupakan karena membuatnya sebagai pembelajaran atau pengalaman untuk menjalani hidup lebih baik. Namun yang sering terjadi adalah kita menjadi bersikap keras terhadap diri kita sendiri. Suatu pencerahan tentang kebenaran dan kebebasan yang dicari Chris selama ini terjawab dalam Chapter : The Getting of Wisdom. Dimana kebahagiaan yang ia dapat adalah saat bersama orang-orang yang kita cintai, berbagi kebahagiaan bersama mereka. Saat kita tulus mau memaafkan, kita dapat mencintai, dan dengan mencintai kita mendapatkan sparks joy yang agung (God’s Shine).

Untuk di Indonesia sendiri, Film Into The Wild bisa kamu lihat dengan mengaksesnya lewat Netflix region Australia. Bagaimana? kamu tertarik untuk menonton dan tenggelam dalam setiap narasi tentang pemahaman filosofi nilai minimalisnya? 


#BelajarJadiMinimalis diinisiasi oleh Lyfe With Less, merupakan ajakan kepada teman-teman yang tertarik mengenal dan mempelajari gaya hidup minimalis di Indonesia.

Lebih banyak informasi dan sharing mengenai gaya hidup minimalis di Indonesia bisa kamu ikuti di Instagram @lyfewithless. Dengarkan juga podcast Lyfe With Less di Spotify, Anchor, Google Podcast, Radio Public dan Breaker.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Daniel Hendrawan.

Editor: Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.


0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like