#BelajarJadiMinimalis: Mengenal Fesyen Berkelanjutan

0 Shares
0
0
0

Apakah teman teman pernah mendengar pencemaran air yang disebabkan oleh microfiber?

Ternyata beberapa tahun lalu isu tentang zat microfiber ini menjadi perhatian para peneliti di dunia karena memberikan pengaruh buruk terhadap ekosistem air laut. Sebelum pembahasan ini lebih jauh, kita cari tahu dulu yuk pengertian dari microfiber. Microfiber adalah istilah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan serat yang diproduksi secara sangat halus (Mipacko). Microfiber mengandung plastik mikro dan biasanya microfiber ini paling banyak dihasilkan dari serat sintetis seperti bahan polyester dan nylon yang umumnya menjadi campuran di pakaian kita.

Lalu bagaimana proses microfiber ini dapat masuk dan mencemari air ?  

Pakaian yang terbuat dari bahan polyester atau campuran serat sintetis lainnya, seperti contohnya pakaian olahraga. Ketika dicuci menggunakan mesin cuci, ia akan melepaskan partikel microfiber. Kemudian, air pencucian tersebut terbuang dan mengalir hingga ke sungai atau laut. Nah begitulah caranya bagaimana partikel microfiiber ini bisa masuk ke dalam air. Namun, ada kondisi yang membahayakan yaitu ketika air yang mengandung microfiber ini sudah masuk ke dalam air laut dan sampai termakan oleh ikan-ikan disana. Perlu diketahui bahwa partikel plastik microfiber tidak mudah diserap oleh tubuh, sehingga bisa menyebabkan kematian pada ikan karena jumlah partikel microfiber banyak tertahan diperut ikan.  Dan juga tentunya akan membahayakan kesehatan manusia, karena kita tidak pernah tahu ikan laut yang kita konsumsi itu terkontaminasi banyak oleh partikel microfiber atau tidak.

Setelah kita mengetahui akan dampak buruk yang dihasilkan dari bahan sintetis ini, mungkin kita akan mencari alternatif lain yang jauh lebih aman. 

Jenis kain katun, hemp, linen atau kain dari serat hewan seperti kulit, wool, dan sutra bisa menjadi alternatif pilihan bahan untuk pakaian kita. Karena kain-kain tersebut terbuat dari serat alami yang lebih ramah lingkungan. 

Namun, memang untuk membuat pakaian dari serat alami ini cukup sulit. Mengingat ketersedian bahan serat alami yang terbatas di alam dan proses produksinya yang cukup lama karena perajin biasanya masih menggunakan proses tradisional. Begitu pula dengan harga jualnya yang relatif lebih mahal daripada kain yang dihasilkan dari serat sintetis. Dari segi ketahanan, pakaian yang terbuat dari jenis serat alam ini mampu bertahan lama tidak seperti kain jenis sintetis. Tapi semua itu dikembalikan lagi pada kita, bagaimana cara kita merawat pakaian tersebut.

Photo by Janko Ferlič on Unsplash

Di Indonesia sendiri sudah beberapa brand fesyen yang menerapkan konsep sustainable fashion. Konsep sustainable fashion biasanya membahas lengkap dari hulu ke hilir. Tentang bagaimana pakaian diproduksi, siapa yang memproduksinya, berapa lama masa pakai suatu produk sebelum mencapai tempat pembuangan akhir. Dikutip dari Zero Waste Indonesia, tujuan dari fesyen berkelanjutan adalah untuk menyatukan berbagai kalangan di industri fesyen: perancang, produsen, distributor, hingga konsumen (pemakai) untuk bekerja sama demi mengubah cara suatu item fesyen bersumber, diproduksi, dan dikonsumsi ke arah yang lebih baik.

Mungkin sebagai gambarannya, bagi pemilik industri atau pembisnis langkah awal pemilihan bahan baku dari serat benang yang berasal dari pohon dan dapat terurai secara alami. Dalam proses memproduksi pakaian, akan sangat memperhatikan dampak bagi lingkungan dan kemanusiaan (para pekerja dan kesejahteraannya). Tujuan utama dari produksinya pun adalah agar dalam proses produksi jejak karbon yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin. Hingga nantinya tercipta sebuah produk yang lebih baik lagi. 

Seperti yang dibahas oleh Zero Waste Indonesia, kita sebagai konsumen harus bijak. Membeli pakaian secara sadar, memakai pakaian yang sesuai dengan nilai  fesyen berkelanjutan. Mengetahui nilai mana yang diri kita dukung, selalu ada dampak positif maupun negatif bagi keberlangsungan lingkungan dan kemanusiaan dalam setiap pilihan kita dalam berpakaian. Semua itu kuncinya ada ditangan kita sendiri.

Beruntungnya, sejumlah desainer muda di Indonesia saat ini juga sudah mulai berpikir menggunakan konsep sustainable fashion. Mereka membuat dengan buatan tangan, menggunakan pewarna alami, dan memberdayakan para perajin. Untuk itu, bagi teman-teman yang tertarik dengan konsep sustainable fashion, berikut ini adalah brand fesyen di Indonesia yang menerapkan sustainable fashion :

  1. OSEM (@_osem)
  2. Sukka Citta (@sukkacitta)
  3. Imaji Studio (@imaji.studio)
  4. Jalin (@menjalin)
  5. Rupahaus (@rupahaus)
  6. Alok (@alok.id)
  7. Theadapeutic (@threadapeutic)
  8. Lelana (@mylelana)
  9. Indigo Luna (@indigoluna.store)
  10. Manungs (@manungs)
  11. Kana (@kanagoods)
  12. Kreskros Plasticycle (@kreskros.id)
  13. Seratus Kapas (@seratuskapas)
  14. Kind Denim (@kind_denim)
  15. Sejauh Mata Memandang (@sejauh_mata_memandang)
  16. Sare Studio (@sarestudio)
  17. SASSH (@___sassh) 
  18. Lepas Wear (@lepaswear)
  19. Pijak Bumi (@pijakbumi)
  20. Pable (@pable.id)

Jika ternyata beberapa pakaian yang kita miliki di lemari masih berjenis kain sintesis, jangan terburu-buru untuk langsung berniat membeli yang baru atau membuangnya. Justru tindakan tersebut bukan memperpanjang umur barang tersebut, tapi menimbulkan masalah baru karena akan menjadi sampah di pembuangan akhir yang bertumpuk. 

Kita masih bisa memakai pakaian sintetis yang kita miliki dan dapat mengurangi pencemaran yang dihasilkan dari pencucian pakaian tersebut dengan cara tidak terlalu menggosoknya atau mencuci dengan tangan, sehingga partikel fiber yang dilepaskan lebih sedikit.

Semoga kedepannya kita bisa lebih bijaksana terhadap barang yang kita miliki. Lebih selektif lagi saat membeli barang baru agar dapat hidup berkelanjutan dan tidak terbuang sia-sia.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Rahmanita Dewi

Editor: Sarah Safira Sofiani & Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like