Sebelum Donasi, Perhatikan Ini Deh

0 Shares
0
0
0
Photo by Julia M Cameron

Mendonasikan barang layak pakai adalah salah satu opsi setelah kegiatan decluttering untuk memperpanjang manfaat dari barang. Meskipun barang yang kamu donasikan itu gratis untuk pemilik baru, bukan berarti kamu bisa berdonasi seenaknya hanya karena merasa “telah memberi”. Harapannya, kita ingin calon penerima barang kita merasakan kebahagiaan, bukan “beban” karena barang yang diberikan tidak layak pakai. Apa saja ya hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan?

Memastikan barang masih berfungsi dengan baik

Ketika kita menerima sesuatu dari orang lain, tentunya kita berharap benda tersebut masih dalam kondisi layak dan baik, kan? Coba tanamkan mindset yang sama ketika kita akan memberikan barang kita ke orang lain. Jangan sampai karena ingin mengurangi barang, kita malah “membuang” barang tersebut ke orang lain dan melempar tanggung jawab atas barang tersebut. Contohnya:

  1. Tidak dalam kondisi kotor dan bau.
  2. Jika berupa pakaian, pastikan tidak ada noda yang sulit hilang, terutama pada kerah dan ketiak.
  3. Jika berupa pakaian, pastikan karet tidak melar serta kancing atau ritsleting masih lengkap.
  4. Jahitan sepatu tidak jebol dan bagian luar sepatu hanya terkelupas sebagian kecil dan tidak mengurangi fungsinya.
  5. Kelistrikan masih normal untuk benda-benda elektronik, baik yang dicolok ke sumber listrik maupun yang menggunakan baterai.
  6. Belum mendekati tanggal kadaluarsa untuk benda yang habis pakai seperti kosmetik, skin care, hair care, dan body care.
  7. Jika berupa buku, halaman masih lengkap dan kertas tidak lapuk.

Memperbaiki barang jika terdapat kerusakan

Ada baiknya barang yang kita hendak berikan sudah kita perbaiki terlebih dahulu jika terdapat kerusakan. Jangan sampai tanggung jawab untuk memperbaiki barang tersebut malah kita serahkan juga ke calon penerima barang dan malah membebani mereka. Usahakan untuk memberikan barang dalam kondisi yang baik. Misalnya, untuk pakaian yang kancingnya tidak lengkap, kita bisa pasangkan kancing terlebih dahulu atau bawa ke tempat reparasi pakaian (tukang jahit) untuk memperbaiki pakaian tersebut. Kalau kamu jadi penerima, pasti kamu senang kalau menerima pakaian yang kondisinya masih baik, kan?

Membersihkan barang terlebih dahulu

Biasanya barang yang sudah lama disimpan akan berdebu dan berbau. Ada baiknya jika kamu membersihkan barang tersebut sebelum mendonasikannya, bisa dengan dicuci terlebih dahulu untuk pakaian, atau dilap dengan kain atau pembersih tertentu untuk barang lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi kutu, tungau atau hewan lainnya di barangmu yang mengakibatkan sakit dan ketidaknyamanan bagi pemilik baru. Selain itu juga hal ini bisa menampilkan kesan yang baik terhadap penerima.

Barang yang akan diberikan bukan barang yang bersifat personal hygiene

Sebaiknya barang bekas yang akan didonasikan bukanlah barang yang termasuk kategori privasi dan personal hygiene seperti pakaian dalam, menstrual cup, reusable menstrual pad, sikat gigi, dan kacamata. Selain tidak pantas, ini juga berkaitan dengan higienitas dan masalah kesehatan. Khawatirnya barang tersebut dapat menjadi sumber penyebaran penyakit atau infeksi.

Menstrual cup
Photo by Sarah Chai
Reusable menstrual pad
Photo by Sarah Chai
Sikat gigi yang usang
Photo by Anna Shvets

Memberikan barang asli, bukan barang palsu

Usahakan barang yang kamu berikan adalah barang asli atau original, bukan barang tiruan atau palsu. Selain berkaitan dengan hak cipta, ini juga berkaitan dengan jaminan kualitas barang tersebut. Sebagai contoh, skin care palsu, kita sendiri tidak yakin akan keamanan produk tersebut jika kita gunakan. Ada baiknya kita tidak memberikan skin care palsu tersebut ke orang lain karena dikhawatirkan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan pemakainya.

Jujur mengenai kondisi barang

Sebagai pemilik awal barang, pastinya kita mengetahui kondisi barang secara detail. Sebaiknya kita memberi tahu calon penerima barang mengenai bagian yang terdapat kerusakan, agar calon pemilik barang dapat mempertimbangkan kondisi kerusakan dari barang tersebut masih dapat diperbaiki atau tidak. Sebagai contoh, laptop yang kita beli baru dari toko resmi dan kita gunakan untuk keperluan belajar atau bekerja. Laptop tersebut baterainya sudah bocor dan perlu selalu di-charge, namun secara keseluruhan masih berfungsi dengan baik. Calon pemilik baru dapat mempertimbangkan untuk mengganti baterai tersebut atau tetap menggunakan baterai yang lama dengan kondisi yang diberi tahu pemilik lama.

Nah, itu tadi beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mendonasikan barang bekas yang kita miliki. Selalu tanamkan di dalam diri untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita konsumsi dan gunakan. Jangan sampai benda yang kita sendiri tidak inginkan, malah menjadi clutter atau sampah dan membawa dampak negatif bagi orang lain. Apakah kamu ada tips lain untuk memilih dan memilah barang bekas untuk didonasikan atau diberikan ke orang lain? Share pendapatmu di kolom komentar, yuk!


Writer: Danies A.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

#BijakBerkonsumsiEngga Harus Dimiliki, 8 Barang Ini Bisa Disewa Aja Lho

Dengan semakin mudahnya pertukaran informasi, melakukan sewa barang menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Selain dengan mudahnya akses terhadap informasi, muncul kebutuhan dan kesadaran untuk memilih opsi sewa dibandingkan dengan beli. Terkadang luput dari pemikiran kita, beberapa jenis barang bisa kita pertimbangkan untuk sewa daripada beli.

#BijakBerkonsumsi5 Mindset Mindless Buying. Hindari Ya!

Sadar engga sih kalau dalam berkonsumsi, kita banyak dipengaruhi oleh mindset lawas yang kalau ditelaah lebih jauh bisa mendorong ke arah mindless buying dan memacu untuk belanja secara impulsif. Simak mindset yang harus ditinggalkan untuk mempraktikkan pembelian secara sadar sesuai konsep #BijakBerkonsumsi.