3 Perubahan Psikologi Manusia Saat #BelajarJadiMinimalis

0 Shares
0
0
0

Gaya hidup minimalis sering diragukan oleh orang-orang yang belum pernah mencobanya. Perasaan takut tidak bisa memulai atau berat melepaskan banyak hal yang menempel saat masih maksimalis menjadi momok tersendiri saat proses melakukan gaya hidup minimalis. Padahal, memulai menjadi seorang minimalis dapat dilakukan step by step dengan penuh kesadaran. Kesadaran kita saat bergerak memulai #BelajarJadiMinimalis menjadikan kita mudah untuk mengontrol diri. Eh tapi, tahu enggak? kesadaran diri saat memulai hidup minimalis ternyata dapat mempengaruhi psikologis manusia loh!

Penelitian mengenai hidup minimalis dan efeknya terhadap psikologi manusia telah banyak dilakukan beberapa peneliti. Llyod dan Penington (2020) melakukan penelitian dengan mengamati perilaku partisipan dari beberapa negara. Proses penelitian ini mengeksplorasi jenis perubahan yang terjadi setelah partisipan memulai hidup minimalis. Berikut ini hal-hal yang berpengaruh pada psikologi partisipan saat #BelajarJadiMinimalis dengan mindfulness:

Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Autonomy

Partisipan penelitian menceritakan bahwa sebelum memulai hidup minimalis, mereka merasa hampa karena terjebak posesivitas kepemilikan terhadap suatu benda secara berlebihan dan pemberian berkedok hadiah yang diberikan secara cuma-cuma. Hal-hal tersebut terjadi secara otomatis di luar kendali mereka. Secara alami mereka menjadi tidak enakan sehingga tidak bisa menolak. Setelah memulai hidup minimalis dengan penuh kesadaran, partisipan mengakui adanya perubahan perilaku yang signifikan untuk tidak bersikap spontan saat meng-iya-kan pemberian ataupun tren sosial yang tengah berkembang. Gaya hidup minimalis ini dapat mengerem rasa FOMO (fear of missing out) terhadap hal-hal yang tengah tren sehingga dapat berfokus mengendalikan tindakan mereka agar tidak mudah spontanitas.

Kompeten

Setelah naluriah maksimalis dapat dikendalikan, partisipan merasa pribadi mereka menjadi lebih efektif saat mengambil tindakan. Hal ini berefek baik pada tingkat stres yang berkurang dan rasa gugup yang terkendali. Sebelum mengenal minimalis, partisipan cenderung mendeskripsikan diri kehilangan arah dan mudah chaos. Menjadi minimalis memungkinkan partisipan memiliki kontrol dan kemampuan mengorganisir lingkungan terdekat menjadi lebih baik sehingga kualitas hidup meningkat. Menjadi kompeten dapat diraih dengan memfokuskan diri dengan kegiatan yang terstruktur sesuai rencana dan meminimalisir distraksi.

Photo by RODNAE Productions from Pexels

Mental Space

Merasa isi kepalamu terasa penuh dan terlalu berisik? Artinya kamu perlu mental space tuh. Penelitian ini mendeskripsikan bahwa gaya hidup minimalis dapat mengosongkan sebagian ruang kepala yang mempengaruhi mental manusia. Peneliti membagi menjadi dua kategori pembahasan yaitu hubungan mental space internal dan eksternal serta bagian penyimpanan energi.

Partisipan percaya bahwa apa yang terjadi pada dunia luar (eksternal) akan merefleksikan mental di dalam diri seseorang sehingga saat mereka menerapkan gaya hidup minimalis mereka membuat ruang tersendiri di antara internal dan eksternal sehingga akan terasa lebih berimbang. Kontrol diri yang baik mencerminkan jiwa yang stabil sehingga saat menghadapi faktor X dari luar, partisipan dapat mengelola mentalnya menjadi lebih stabil dan tenang. Sebagian partisipan merasa menjadi pribadi yang lebih baru. Mereka mendeskripsikan kegiatan hidup minimalis seperti decluttering dapat menekan rasa posesif mereka sehingga mental mereka menjadi lebih sehat karena tidak terbebani pikiran terhadap rasa kepemilikan.

Photo by RODNAE Productions from Pexels 

Beberapa pengaruh yang telah disebutkan tadi meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai penting yang dihadapi oleh partisipan. Partisipan merasa dapat mengelola mental space mereka dengan meminimalisir kondisi ideal mereka untuk melakukan sesuatu. Dengan lebih mindful saat memulai minimalis, kita dapat merefleksikan secara jernih aspek-aspek kehidupan yang tengah dijalani seperti hubungan dengan keluarga hingga dampak tindakan kita terhadap lingkungan. Energi positif pun dapat tercipta bila kontrol diri dan kesadaran manusia dapat dikelola dengan baik. Yuk mulai lebih mindful saat #BelajarJadiMinimalis supaya kita dapat mendapatkan rasa lega secara psikologis!

Sumber :Llyod K, Penniington W. 2020. Towards a Theory of Minimalism and Wellbeing. International Journal of Applied Positive Psychology. 5 : 121-136.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, MellaSarahElmania.

Editor: Sarah Safira Sofiani & Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

#BelajarJadiMinimalisMispersepsi Tentang Desain Minimalis

Desain Minimalis tidak sepenuhnya bergantung pada kata “Minimal”, bisa jadi karena salah persepsi tentang minimalis, justru kita tidak menikmati aktivitas di dalam rumah karena desain ruang menjadi “Minimal”. Mari lebih cermat terhadap persepsi yang salah tentang desain minimalis.