Dampak Penggunaan Digital Berlebihan Terhadap Psikologi Seseorang

0 Shares
0
0
0

Tak dipungkiri, teknologi digital membantu mempermudah pekerjaan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh perkembangan teknologi digital yang menonjol terlihat pada perkembangan komunikasi dan informasi. Perkembangannya membuat orang-orang berlomba menjadi yang pertama untuk menikmati setiap inovasi teknologi digital terbaru.

Dibalik kemudahan hidup yang ditawarkan oleh teknologi digital, perlu kesadaran diri setiap proses penggunaannya.

Terlalu bergantung dengan teknologi digital dapat memicu hal-hal negatif terhadap manusia, khususnya kesehatan mental.

Oleh karena itu, penggunaan teknologi digital perlu diminimalisir agar memperkecil potensi timbulnya gangguan kesehatan mental. Apa saja dampak penggunaan digital teknologi berlebihan terhadap psikologi yang ditemukan oleh para peneliti? Simak penjelasannya berikut ini.

Comorbid Psychiatric Disorder

Sumber : https://unsplash.com/photos/mC852jACK1g

         Tripathi (2014) mengemukakan penelitian mengenai Comorbidity Psychiatric. Gangguan kesehatan mental ini. menyebabkan banyak perubahan neuroanatomis dan neurokimia termasuk penipisan kortikal dari berbagai komponen otak dan mengubah jalannya dopaminergik. Implikasi neuropsikiatri dan neurobiologis ini timbul akibat telah adanya dua atau tiga mental disorder dalam satu waktu. 

Dalam penelitian tersebut menjelaskan penyembuhan Comorbidity Psychiatric dapat dilakukan dengan menjauhi penggunaan teknologi digital dan menggantinya dengan kegiatan terapeutik yang dapat merelaksasi otak. Metode terapeutik yang digunakan adalah yoga dan meditasi. Dua metode ini dapat menyeimbangkan sistem tubuh, pernapasan, dan konsentrasi sehingga tercapainya keadaan homeostatis. 

Relaksasi dalam gerakan yoga dapat menghambat area simpatik hipotalamus sehingga mengurangi produksi kortisol dan monoamin oksidase penyebab terganggunya kesehatan mental dan menambah produksi hormon serotonin untuk meningkatkan mood.

Antisocial Disorder

         Lattie et al. (2019) meneliti gangguan kesehatan mental pada mahasiswa di Amerika Serikat. Salah satunya adalah antisocial disorder. Penelitian tersebut mengungkapkan mahasiswa dengan intensitas penggunaan sosial media tinggi (lebih dari dua jam per hari) mengalami antisocial disorder. Mereka akan terlihat aktif di dunia maya dan memiliki banyak teman. Sebaliknya, ketika bersosialisasi secara langsung di dunia nyata, penderita anti sosial cenderung kaku sehingga memilih menghindari pertemanan. Selain itu, penderita cenderung membanding-bandingkan pertemanan di dunia nyata dan maya yang berbeda. Pendekatan terapi penyembuhan pada penderita anti sosial dapat dilakukan dengan meminimalisir penggunaan sosial media dan mengarahkan ke kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam kelompok kecil.

Sumber : https://unsplash.com/photos/SyzzeqVd3XA

Wah, ternyata penggunaan teknologi digital yang berlebihan bisa berefek sangat serius pada kesehatan mental ya! Bila tidak ditindaklanjuti atau diberikan pengobatan bisa berakibat buruk untuk kualitas hidup. Maka dari itu, yuk pelan-pelan kita meminimalisir penggunaan teknologi digital yang tidak terlalu urgent dalam kehidupan sehari-hari.  

Literatur :

Lattie LG, Lipson SK, Einsberg D. 2019. Technology and college student mental health: challenges and opportunities. Frontiers in Psychiatry. 10 (246) : 1-5. 

Tripathi A. 2018. Impact of internet addiction on mental health: an integrative therapy is needed. Integrative Medicine International. 4 : 215-222.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, MellaSarahElmania.

Editor: Sarah Safira Sofiani & Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like