Memulai Digital Minimalism Ala Cal Newport (Review Buku Digital Minimalism)

0 Shares
0
0
0

Teknologi digital menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan. Tanpa disadari, melekatnya teknologi digital ini membuat pengguna seolah diperbudak oleh gawai. Padahal seharusnya penggunalah yang menjadi tuan dalam mengendalikan penggunaan teknologi digital. Fenomena penggunaan teknologi digital ini dijelaskan Calvin Newport atau lebih dikenal Cal Newport, seorang associate professor komputer sains di Georgetown University, melalui konsep minimalis digital lewat buku-bukunya seperti A World Without E-mail dan Digital Minimalism. Buku-buku karya Cal Newport ini umumnya membahas pengendalian diri manusia dengan teknologi sehingga bisa lebih fokus dengan pekerjaan utama di dunia nyata. Bahkan buku Digital Minimalism membuat pembacanya tertantang untuk melakukan digital decluttering selama 30 hari.

Dalam buku ini Cal Newport mengartikan digital minimalis sebagai filosofi yang membantu mempertanyakan alat komunikasi digital yang menambah nilai paling besar dalam hidup penggunanya. 

Hal ini dimotivasi keyakinan dengan secara sengaja dan agresif membersihkan kebisingan digital yang bernilai rendah dan mengoptimalkan penggunaan alat yang benar-benar penting sehingga dapat meningkatkan signifikansi kehidupan. Cal Newport mengajak pembacanya untuk memfokuskan diri dengan hal-hal yang sebetulnya dapat dilakukan di dunia nyata ketimbang hanya scrolling gawai tanpa tujuan spesifik. Bagaimana cara memulai digital decluttering sehingga pembaca dapat sukses melakukannya dalam periode waktu 30 hari?

Yuk, simak langkah-langkah memulai digital minimalism yang dicontohkan Cal Newport.

  1. Beri Waktu untuk Sendiri
Sumber : https://unsplash.com/photos/BmwEhjQBmyU

Menyendiri bukan berarti saat harus ada masalah besar atau untuk menghindari sesuatu. Ada kalanya kita butuh ruang sendiri untuk membebaskan pikiran dari pikiran-pikiran lain yang menyesakkan. Cal Newport menyarankan pembaca untuk menyendiri dengan beberapa cara seperti meninggalkan gawai. Hidup tanpa gawai memang terdengar membosankan. Namun membuat diri kita tak terpisahkan dengan gawai sangat berlebihan. Tenang saja! Mengurangi pemakaian gawai dapat dilakukan step by step menyesuaikan sesuai kenyamanan diri. Kamu tak perlu langsung membuang gawaimu. Mula-mula dapat dimulai pada pagi hari saat bangun tidur agar tidak langsung mencari gawai. Perlahan mulai tingkatkan durasi tanpa penggunaan gawai seharian hingga malam tiba. 

Selain meninggalkan gawai, berjalan sendirian mengeksplor tempat-tempat indah dapat merelaksasi pikiran. Akan lebih baik lagi bila berjalan-jalan tanpa membawa gawai. Dengan berjalan kaki, kita dapat menikmati setiap ayunan kaki selama perjalanan. Sering kali, saat berjalan-jalan kita terlalu fokus mengabadikan momen dengan gawai atau sekedar update perjalanan untuk diunggah di sosial media sehingga tidak menikmati esensi perjalanan.

  1. Don’t Click ‘Like’!
Sumber https://unsplash.com/photos/W3SEyZODn8U

Mudahnya teknologi membuat manusia dengan mudah berkomunikasi dengan siapa pun dan kapan pun. Sayang, lambat laun penggunaan teknologi ini menggeser kehangatan komunikasi antar individu. Hanya dengan klik tanda suka, kita menganggap telah mengapresiasi rekan sejawat atau teman-teman secara umum. Padahal bisa loh kita langsung berinteraksi di dunia nyata dengan teman. Kamu bisa mengajak temanmu mengobrol dengan memberikah hadiah kecil sebagai ucapan selamat atas raihan yang telah ia capai. Selama berteman dengan teman-teman di dunia nyata, kamu bisa mengaktifkan fitur ‘Don’t disturb’ agar percakapan tidak terdistraksi oleh hal-hal yang bersumber dari gawai. Langkah-langkah ini dapat kembali memperkuat hubungan antar teman

  1. Mencari hiburan sesuai dengan minat

Hiburan tak harus selalu mewah dan menguras uang. Hal yang terpenting dari hiburan tersendiri adalah melakukan hal-hal simpel yang kamu sukai misalnya mengikuti kegiatan volunteer bersama komunitas atau menanam sayuran di halaman rumah. Akan lebih mengasyikkan jika kegiatan hiburanmu dapat menambah relasi dan skill baru sehingga kegiatan bersenang-senang tetap mengimprovisasi diri. Nah, mencari hiburan tak melulu soal menghabiskan uang banyak kan?

Melalui buku ini, pembaca diingatkan  untuk berpikir kembali  terhadap penggunaan teknologi digital. 

Banyak hal-hal yang sebetulnya bisa dilakukan tanpa teknologi dan dilakukan secara aktif sehingga otak dan fisik dapat lebih seimbang. 

Oleh karena itu, digital minimalism sangat bermanfaat untuk mengendalikan diri yang baik dan #BijakBerkonsumsi secara digital. Selain kegiatan-kegiatan yang disarankan Cal Newport di atas, apakah kamu punya cara tersendiri agar kegiatan decluttering digitalmu lebih menyenangkan? Yuk, kemukakan idemu di kolom komentar.


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Mella Sarah Elmania.

Editor: Sarah Safira Sofiani & Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like