Liburan Lebih Rileks dengan Minimalist Traveling

0 Shares
0
0
0

Menghabiskan waktu libur dengan traveling dilakukan dengan tujuan untuk melepas stres dari kesibukan sehari-hari. Dengan adanya perubahan suasana kita memiliki ekspektasi bahwa pikiran dapat tersegarkan dan setelahnya bisa kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan kondisi mental yang lebih baik. Tetapi, tanpa kita sadari, jalan-jalan bisa enggak memenuhi  tujuan awalnya, bahkan melenceng menjadi kebalikannya. Sangat mungkin jika justru merasa capek baik secara fisik maupun mental setelah pulang dari perjalanan. Hal ini karena kita memperumit seluruh prosesnya, baik saat bersiap, saat bepergian nya, dan juga saat akan pulang.

Photo by Gustavo Fring

Ketika berbicara soal minimalist traveling, yang menjadi perhatian paling besar seringkali adalah bagaimana caranya bepergian dengan barang yang esensial saja, sehingga bawaan menjadi lebih ringan dan pergerakan juga lebih mudah. Jangan salah ya, pastinya hal ini juga termasuk ke dalam hal yang perlu diperhatikan. 

Namun, beban saat liburan bukan hanya beban packing atau barang bawaan saja. Ada beban pikiran yang juga dapat mengganggu kenyamanan supaya bisa menikmati perjalanan liburan.

Lantas apa saja yang harus diatur supaya holiday trip bisa membuat kita rileks?

Menentukan Tipe Liburan
Saat ingin berlibur, yang pertama harus ditentukan adalah seperti apa jenis liburan yang kita inginkan dan cocok dengan kondisi diri sekarang. Semisal, apakah lebih baik untuk melakukan kegiatan di alam seperti mendaki gunung, hiking, maupun snorkeling, atau justru menjelajahi kota dan mengeksplorasi budaya serta kulinernya. Enggak ada salahnya juga kalau cuma sekedar ingin santai dan istirahat di tempat yang tenang dan lebih banyak menghabiskan waktu di tempat menginap kita.

Rencana Perjalanan
Banyak yang membuat rencana perjalanan atau itinerary dengan padat karena merasa enggak ingin ketinggalan. Mindset mumpung ada di tempat atau kota yang sedang dikunjungi jangan sampai membuat kita merasa harus mencoba berbagai macam pengalaman sampai jadi kewalahan. Selain menguras tenaga, jadwal liburan yang terlalu padat juga bisa membuat pengeluaran membengkak.

Fashion Items

Photo by Vlada Kaporvich

Terkadang kita jadi tergerak untuk beli banyak pakaian atau aksesoris baru dengan alasan yang ada sekarang enggak bagus dan enggak bisa memenuhi kebutuhan liburan. Padahal sebenarnya kita enggak perlu-perlu amat untuk menambah koleksi pakaian, tapi karena ingin terlihat lebih stylish atau kekinian, terutama waktu update konten liburan di sosial media, jadinya tergerak untuk beli baru. Saat melakukan perjalanan liburan sebenarnya yang perlu diprioritaskan adalah kenyamanan dan fungsionalitas dari pakaian yang kita bawa. Tuntutan dari diri sendiri untuk harus beli baju baru ini malah bikin pusing dan kantong bolong.

Oleh-Oleh
Selain dari barang yang kita bawa saat berangkat, barang yang kita bawa saat pulang bisa jadi berbeda. Kenapa beda? Betul! Biasanya karena kita beli oleh-oleh. Enggak ada yang salah dengan beli oleh-oleh, tetapi kalau kita sampai membeli terlalu banyak malah jadi makan tempat di dalam koper atau tas. Selain itu, jangan sampai nantinya oleh-oleh yang kita bawa jadi sia-sia karena tidak terkonsumsi.

Penggunaan Gadget
Gadget seperti handphone, tablet, atau yang lainnya bisa jadi mempermudah perjalanan dan bisa jadi malah membebani pikiran. Mempermudah karena kita bisa mengakses informasi dengan mudah, seperti untuk penunjuk jalan. Selain itu, di perjalanan yang panjang kadang kita membutuhkan hiburan, baik menonton, mendengarkan lagu atau podcast, atau membaca melalui gadget. Namun, di sisi lainnya gadget bisa membuat kita kurang hadir dan menikmati secara utuh liburan, misalnya karena sibuk foto untuk konten sosial media atau dengan alasan mengabadikan momen. Kita juga malah bisa gunakan untuk komunikasi urusan pekerjaan secara terus menerus atau komunikasi yang lainnya, akibatnya jadi engga fokus menikmat yang ada di depan mata.


Writer: daniyanahdi

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Health & WellbeingPentingnya Belajar Move On Lewat Self-Forgiveness

Kita semua pasti pernah berbuat salah, entah kepada orang lain maupun diri sendiri. Seringkali, setelah melakukan kesalahan, kita mencoba untuk menyelesaikannya dengan berfokus pada faktor eksternal saja (minta maaf dengan orang yang bersangkutan). Padahal, melepaskan rasa bersalah dan malu merupakan bagian yang penting dalam perjalanan untuk move on dari kesalahan masa lalu.

Health & WellbeingFilosofi Stoik: Hidup Anti Stres dan Lebih Santai

Meski sudah ada sejak jaman dahulu, ajaran stoik kian berkembang dan beragam karena masih banyak diminati oleh banyak orang. Wajar saja jika banyak yang tertarik mempelajari stoicism, apalagi bagi para penganut minimalisme, karena ada beberapa nilai stoicism yang cukup berkaitan dengan nilai minimalis. Mari coba kenali lebih jauh mengenai stoicism!