Buat Pikiran Lebih Tenang dengan 7 Cara Menyederhanakan Hidup

0 Shares
0
0
0

Aktivitas sehari-hari seringkali membuat kita stres karena rasa sibuk yang tiada akhir. Segala sesuatunya menjadi lebih rumit karena kita harus menyelesaikan berbagai urusan, mulai dari keluarga, pekerjaan, kehidupan sosial, dan banyak lainnya. Rasanya ingin agar diri kita dapat jeda dan istirahat sejenak.

Pada realitanya, bukan hal mudah untuk berhenti dan melambat. Apalagi saat banyak tuntutan dari berbagai sisi. Lantas bagaimana kalau sudah seperti ini?

Inti utama dari menyederhanakan hidup adalah memprioritaskan apa yang memang penting bagi diri kita. Tujuannya untuk menyingkirkan distraksi dan membuat lebih banyak ruang untuk segala sesuatu yang bermakna dan mendatangkan manfaat kepada kehidupan kita.

Photo by Ketut Subiyanto

Agar dapat fokus kepada sesuatu yang memang bernilai esensial, 7 cara berikut dapat menjadi langkah awal untuk menyederhanakan hidup:

Tetapkan Prioritas
Saat ada banyaknya tuntutan untuk menjadi lebih cepat, memiliki lebih banyak, dan desakkan untuk ‘lebih’ lainnya, menentukan prioritas menjadi kunci utama. Sebelum membuat perubahan apapun, tanyakan kepada diri sendiri beberapa pertanyaan seperti: 1.) Bagaimana perasaan kita terhadap kehidupan yang sekarang dijalani, 2.) Apakah kita merasa bahagia terhadap pilihan dan kondisi pada saat ini, 3.) Apa saja hal yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi diri kita. Setelah kita sudah mengenal diri sendiri dengan lebih baik maka barulah akan terasa lebih mudah menentukan apa yang seharusnya menjadi prioritas kita.

Evaluasi Hubungan yang Ada
Hubungan yang tidak berkualitas bisa menjadi salah satu sumber terkurasnya energi. Membatasi atau mengurangi intensitas hubungan dengan orang lain tidak lantas membuat kita menjadi orang yang jahat. Dengan keterbatasan waktu dan energi, utamakan orang-orang yang dapat mendukung serta memberikan nilai lebih kepada kehidupan kita. Sebagai hasilnya, mencurahkan dukungan atau bentuk perhatian lainnya kepada orang lain yang berarti dapat meciptakan hubungan yang sehat.

Jangan Membuat Komitmen dengan Mudah
Seringkali dengan mengatasnamakan produktivitas ataupun karena rasa segan, kita mengisi waktu dari awal hingga ujung hari dengan berbagai kesibukan. Mulai dari bekerja, terlibat dalam acara komunitas, menghabiskan waktu bersama keluarga, menyelesaikan pekerjaan rumah, berkumpul dengan teman, dan banyak lagi. Coba pertimbangkan kembali aktivitas mana saja yang bisa kita tinggalkan dan kurang sesuai dengan nilai kita.

Kurangi Kepemilikan Barang

Photo by Sarah Brown

Menumpuknya barang menjadi salah satu hal yang memperumit hidup. Mengakumulasi banyak barang menguras keuangan, waktu, energi, dan juga perhatian. Pada akhirnya, barang yang dikonsumsi justru malah menjadi bumerang dan menyita diri kita.

Batasi Screen Time
Meskipun akses yang mudah terhadap teknologi mendatangkan manfaat, seperti dua mata koin, penggunaannya juga memiliki efek negatif. Banyaknya informasi yang terserap membuat pikiran kita menjadi overload. Dampaknya adalah menjadi lebih sulit untuk konsentrasi pada hal-hal yang memang harus kita fokuskan.

Berhenti Hidup di Masa Lalu atau Masa Depan
Jalani hidup untuk hari ini. Apa yang sudah terlewati di hari-hari sebelumnya tidak dapat berubah. Sedangkan masa depan merupakan sesuatu yang tidak pasti. Masa lalu ataupun masa depan tidak berada dalam kendali kita. Jangan membuat penyesalan terhadap masa lalu dan kekhawatiran terhadap masa depan mengambil alih kebahagiaan pada saat ini.

Usahakan Hindari Multi Tasking!
Mengerjakan banyak hal sekaligus atau biasa juga dikenal sebagai multi-tasking dilakukan dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara cepat. Tetapi sebaliknya, menurut banyak studi, multi-tasking justru menurunkan tingkat produktivitas dan meningkatkan level stres.


Writer: Daniya Nahdi

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Health & WellbeingPentingnya Belajar Move On Lewat Self-Forgiveness

Kita semua pasti pernah berbuat salah, entah kepada orang lain maupun diri sendiri. Seringkali, setelah melakukan kesalahan, kita mencoba untuk menyelesaikannya dengan berfokus pada faktor eksternal saja (minta maaf dengan orang yang bersangkutan). Padahal, melepaskan rasa bersalah dan malu merupakan bagian yang penting dalam perjalanan untuk move on dari kesalahan masa lalu.

Health & WellbeingFilosofi Stoik: Hidup Anti Stres dan Lebih Santai

Meski sudah ada sejak jaman dahulu, ajaran stoik kian berkembang dan beragam karena masih banyak diminati oleh banyak orang. Wajar saja jika banyak yang tertarik mempelajari stoicism, apalagi bagi para penganut minimalisme, karena ada beberapa nilai stoicism yang cukup berkaitan dengan nilai minimalis. Mari coba kenali lebih jauh mengenai stoicism!