Refleksi Gaya Hidup Minimalis Dalam Ilustrasi

0 Shares
0
0
0

Halo, saya Nabris Mufti A. a.k.a nobi nobpitosch dari Kartasura. 

Beberapa tahun ke belakang ini, saya menggarap projek yang bernama @poptomatik. Projek ini mendokumentasikan refleksi kehidupan pribadi, diari, pemikiran, doodle dan beberapa serbaneka lain yang dituangkan dalam bentuk ilustrasi sederhana.

Sekitar awal tahun 2018, untuk pertama kalinya saya menemukan ceramah menyoal minimalisme via TEDx. Pematerinya duo mas-mas berkaos hitam. Dari video berdurasi 18-an menit tersebut, perselancaran saya berlabuh pada akun youtube The Minimalist. 

Akun The Minimalist memproduksi cukup banyak video yang mengkaji minimalisme dalam format yang beragam. Dari sekian banyak videonya, ada empat yang saya tonton dan menimbulkan kesan yang cukup membekas. Empat video yang dimaksud adalah iklan aplikasi smartphone “nothing”; trailer film dokumenter Minimalism dan dua animasi garapan Elvin Dantes “Money” dan “Junk(Videonya saya himpun sebagai playlist, nangkring di kolom bio @poptomatik sejak 2018)

Lebih dari 2 tahun, pengetahuan saya tentang minimalisme tidak bertambah. Akan tetapi, 4 video tadi menjadi salah satu inspirasi dalam merefleksikan kejadian hidup untuk dituangkan dalam bentuk ilustrasi. 

Beberapa ilustrasi yang kami garap dari tahun 2018 – 2020, yang memiliki irisan dengan nilai-nilai minimalisme diantaranya: 

D:\Download 26 Maret 2018\43913647_597190260711867_4195758387595575296_n.jpg
Gambar 1 “Where to Buy Serenity? (2018)”

Ilustrasi ini menggambarkan makhluk yang jiwanya berongga, yang seolah-olah akan terisi bila puas berbelanja.

Dalam gagasan minimalisme, isu obesistuff cukup santer dibicarakan. Tiga tahun setelah ilustrasi ini dibuat, kami baru menyadari ternyata beberapa unggahan @lyfewithless sering  mengangkat tema yang seirama dengan gambar, diantaranya tentang konsumsi berlebihan pada banyak promo, contohnya promo tanggal kembar, promo gajian atau promo lainnya di e-commerce. Itupun kadang tidak membuat puas beberapa orang, begitu ada influencer mempromosikan satu produk baru, kita kadang langsung teracuni berbelanja lagi. Ruang jadi penuh, tagihan? bisa jadi. Entah sampai kapan cukup kita terpenuhi. 

D:\Download 26 Maret 2018\47586562_1037355033117596_8274412692731526852_n.jpg
Gambar 2 “Membela Membeli  (Discount is Ok, Not Buying Should be Cheaper) (2019)”

Ilustrasi ini merefleksikan kejadian yang saya lihat sekitar tahun 2018-2019, berkenaan dengan hasrat belanja yang motivasinya adalah nafsu dan lapar mata, bukan kebutuhan dan fungsi tepat guna. Pada akhirnya, barang-barang tersebut teronggok menjadi “sampah berharga yang indah”. 

Banyak dari kita hobi membeli barang namun tidak memanfaatkannya, bahkan sampai lupa dengan keberadaan barang tersebut. Membeli barang karena nafsu atau lapar mata memang mudah, apalagi di jaman sekarang. Yang sulit dan menantang adalah memanfaatkannya hingga rusak atau habis. 

D:\Download 26 Maret 2018\50823774_256010518625545_7808756937090850101_n.jpg
Gambar 3 “Dahaga Luas, Oh, Dimanakah Puas? 
(Where to Buy Serenity? 2) (2019)”

Ilustrasi ini merupakan sebuah refleksi kejadian, dimana belanja itu mudah, semudah (maaf) buang air besar. Setelah berpayah-payah mengumpulkan uang, sebagian menghambur-hamburkan untuk kesia-siaan. Sejumlah orang pada akhirnya menyadari, alangkah berharganya memiliki jiwa yang senantiasa merasa cukup.

D:\Download 26 Maret 2018\122495256_1249975888702605_7929719575652873386_n.jpg
Gambar 4 Nuurun ‘alaa Nuur (2020)”

Ilustrasi ini merupakan refleksi dari informasi yang kami peroleh menyoal pelukis yang bertahun-tahun menggambari kanvas putihnya dengan cat putih. Nama beliau adalah Robert Ryman. Lukisan beliau nampaknya sangat sederhana, namun berhasil dipamerkan di beberapa museum kondang internasional.

Dari lukisan ini, kami menjadi sedikit lebih tahu, bawasannya, gagasan minimalisme tidak hanya hadir sebagai gaya hidup, namun juga dicuplik menjadi salah satu aliran kesenian lukis.

Gambar 5 “Berapa Harga Sepotong Cukup? 
(How Much Do We Have to Pay for A Piece of Enough?)”

Akhir bulan Februari 2021, untuk pertama kalinya saya menemukan akun Instagram @lyfewithless . Setelah ditelusuri, ternyata akun ini banyak mengurai filosofi minimal dengan pembawaan sederhana, mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan modern.

Kurang menyangka, ternyata ada beberapa gagasan ilustrasi kami yang seirama dengan kampanye minimalisme. Padahal selama 2018 – 2020 referensi gagasan minimalisme kami cukup terbatas dan kebetulan ketika itu sedang tidak membaca buku bertema minimalisme.

Mantap. Relevan tanpa janjian.

Demikian curhatan kecil dari kami. Barangkali ada hal yang bisa diambil manfaatnya.

Terima kasih untuk teman-teman @lyfewithless yang sudah berkenan membaca, semoga senantiasa lancar, sukses dan dimudahkan untuk segala hal baik. 

Cherio! 😀

Kartasura, 7 Maret 2021


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Nobi Nobpitosch

Editor: Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like