Kalian sudah banyak mendengar info tentang jenis kulit normal, berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif. Sebenarnya menurut Baumann tipe kulit itu ada 16 tipe. Tapi kita generalisir lagi sekitar 4-5 tipe agar mudah dipahami. Banyak orang yang belum terlalu mengenali tipe kulitnya sendiri. Padahal hal ini merupakan basic yang sangat penting dan harus diketahui sebelum memilih produk skincare, sehingga tidak asal membeli dan coba-coba produk skincare yang beredar.
Sekarang kita bahas dari segi medis, mengapa secara kesehatan tren memakai skincare dalam jumlah terlalu banyak tidak disarankan.
Apa resiko memakai terlalu banyak produk harian skincare?
1. Cosmetics Intolerance Syndrome
Kulit wajah yang selalu terpapar terlalu banyak bahan kimia bisa menyebabkan struktur dan fungsi kulit terganggu. Adakah gejala yang bisa kita ketahui jika kulit kita mulai mencapai ambang sensitivitas? Bisa! Beberapa gejala yang sering dirasakan gatal, terasa panas, kulit kaku dan kulit seolah olah terasa “ditarik” . Keluhan khas nya adalah sudah tidak bisa memakai skincare apapun lagi, atau yang biasa disebut cosmetics intolerance syndrome.
2. Terganggunya Flora Normal di Kulit
Kulit memiliki “mikroorganisme baik” atau flora normal yang tugasnya menjaga pertahanan alami kulit, respon imunitas dan beberapa flora normal tersebut berperan dalam penyembuhan luka. Mikroorganisme itu bisa berupa bakteri, virus, dan jamur yang saling berperan dan bekerja sama dalam hal positif di kulit kita. Jika kita terlalu sering memaparkan zat kimia berlebihan pada kulit wajah. Maka mikroorganisme tersebut bisa terganggu atau bahkan mati. Sehingga pertahanan dan fungsi kulit kita tidak maksimal lagi. Dan jika pertahanan kulit kita lemah maka kulit kita mudah sekali terkena gangguan seperti acne, rosacea, dermatitis, infeksi yang sulit sembuh dan lain sebagainya.
3. Kemampuan Self-Healing Kulit Menurun
Sel sel kulit memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri mereka sendiri. Pemaparan zat-zat berlebihan dalam skincare bisa menurunkan kemampuan kulit kita. Sehingga kulit gampang mengalami penuaan, dehidrasi, dsb.
4. Interaksi Zat Antar Produk yang Buruk
Zat-zat dalam skincare sudah dirancang sedemikian rupa agar cocok dan bisa ditolerir oleh kulit. Mencampur banyak produk sekaligus tanpa pertimbangan bisa menyebabkan layering atau zat mubazir yang terlalu berlebihan untuk kulit. Hal ini juga bisa menurunkan efektivitas zat yang ada dalam produk tersebut. Produk yang awalnya baik untuk kulit bisa bisa tidak akan efektif lagi dalam memperbaiki atau menjaga kulit kita. L
Jadi terkadang banyak produk tidaklah menaikkan kualitas bahkan bisa memperburuk kondisi kulit kita. 10 step skincare, 17 step skincare tidak selamanya baik.
Nah selanjutnya akan kita bahas dari segi marketing yang bisa mengecoh kita.
1. Hati Hati dengan Label
Orang orang dengan kulit sensitif juga sering abai dengan kulitnya. Mereka hanya mencari dan mendapatkan klaim produk yang hypoallergenic atau khusus kulit sensitif. Padahal tidak ada satupun produk skincare yang bisa bebas dari efek iritasi atau alergi pada sebagian orang, sekalipun pihak produk tersebut telah mencantumkan label label yang mengklaim hypoallergenic, dermatology tested, dsb. Hal tersebut sama sekali bukan jaminan 100% kulit anda akan aman-aman saja.
2. Merawat Kulit Tidak Sebatas Skincare
Pemakaian produk skincare juga bukan sekedar krim atau regimen yang cocok-cocokan pada kulit kita. Diperlukan beberapa effort yang lain seperti rajin berolahraga, menjaga makanan, perbanyak konsumsi air putih, perbanyak konsumsi sayuran dan buah, dsb. Namun beberapa orang sering mengabaikan hal tersebut. Sehingga hanya berpatokan harus memakai skincare merk ini, merk itu. Ataupun yang paling mahal dan paling bagus. Padahal semua itu tidak akan maksimal jika tidak diiringi dengan pola hidup sehat kita sendiri. Jangan fokus dengan gonta ganti produk sembarangan. Mungkin saja gaya hidup kita yang perlu diubah agar kulit sehat bisa dicapai secara maksimal.
3. Informasi dan Promosi yang Terlalu Banyak
Informasi skincare yang beredar di media sosial juga terkadang membuat kita kebingungan. Expert A akan mengatakan ilmu yang berbeda dengan Expert B. Sehingga kita menjadi overwhelmed dengan informasi informasi skincare yang kontradiksi satu sama lain. Akhirnya kita kebingungan dan salah dalam membeli serta menggunakan produk.
4. Biaya yang Mubazir
Membeli asal serta suka coba coba atau trial error pada beberapa produk skincare merupakan salah satu contoh perilaku konsumtif yang merugikan. Padahal biaya yang sudah habis untuk trial error tersebut bisa dipakai untuk konsultasi pada dokter spesialis kulit dengan tujuan untuk mengetahui apa sih sebenarnya tipe atau masalah kulit kita. Sehingga kita bisa stop “berpetualang” dalam mencari skincare yang cocok. Dan tentunya dana lebih terselamatkan.
Be wise! Melalui tulisan ini kami ingin mengajak pembaca lyfewithless agar hati hati dan pertimbangkan baik baik jika kalian berniat membeli atau mengganti produk skincare kalian. Bila memungkinkan lebih baik berkonsultasi kepada ahlinya. Sayangi kulit anda karena investasi kulit sehat itu penting. Jangan terlalu merepotkan diri dengan mengoleksi produk skincare secara berlebihan. Karena selain kulit masih ada organ-organ lain yang mesti anda jaga dan juga perhatikan. Simplify your skincare, simplify your life.