Yuk Coba Eksperimen Minimalis untuk Produk Kecantikanmu!

0 Shares
0
0
0

Di tengah hiruk pikuk tren kecantikan yang bermunculan, minimalist beauty menawarkan pendekatan yang berbeda, yaitu kesederhanaan terhadap konsumsi produk kecantikan. Tentunya membangun beauty routine yang sederhana namun ideal bagi kamu tidaklah ‘sederhana’. Kamu harus memahami kandungan dan fungsi pada produk yang akan digunakan. Selain itu kamu juga harus mengerti kebutuhan kulit atau badanmu, seperti apakah kamu alergi atau tidak cocok terhadap kandungan tertentu? atau justru sebaliknya, apakah ada bahan tertentu yang bekerja dengan baik bagi kamu?

Eh tapi membangun beauty minimalist routine bukan hal yang sulit kok untuk dilakukan. Supaya prosesnya lebih fun kamu bisa melakukan beberapa eksperimen. Yuk simak beberapa percobaan ala minimalis berikut yang bisa kamu adaptasi untuk menciptakan beauty minimalist versi kamu. 

  1. Project 333 (Courtney Carver)

Familiar dengan challenge ini? Project 333 dibuat oleh Courtney Carver yang membagikan eksperimennya lewat kanal youtube serta blog nya Be More With Less. Lewat Project 333, Courtney mengajak orang-orang untuk menggunakan 33 fashion items saja dalam waktu 3 bulan. Project ini ternyata menginspirasi Dalal Khajah yang merupakan salah satu konten kreator pada perusahaan entertainment dan media asal Amerika, Refinery29, untuk menciptakan challenge nya sendiri, yaitu Project 111.

Photo by Hana Brannigan from Pexels

Pada Project 111, Dalal Khajah mencoba untuk meminimalisir produk kecantikannya yang berjumlah 40 menjadi hanya 11 saja dalam waktu satu bulan. 11 produk yang akan digunakannya termasuk makeup, skincare, hair care, dan parfum. Pilihan produk Khajah jatuh pada shampoo, conditioner, body butter, hair oil, face cleanser, eye cream, tinted moisturizer dengan SPF, face serum, dan krim serbaguna yang bisa berfungsi sebagai moisturizer, lip balm, dan hand cream. Sedangkan item kesepuluh adalah parfum favoritnya, dan pilihan terakhirnya adalah mascara

Tentunya dalam mengadaptasi Project 111333 apa yang kamu lakukan tidak harus sama persis seperti Dalal Khajah. Kamu bisa menentukan jenis produk lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan kamu. Selain itu, kamu juga bisa mengubah jumlah produk kecantikan yang akan kamu gunakan beserta jangka waktunya. Tetapi jangan kalap untuk memilih jumlah yang terlalu banyak ya. Kamu bisa memberikan aturan yang jelas seperti hanya menggunakan satu pewarna bibir, satu parfum, satu serum, dan lain-lain. Perlu diingat juga bahwa jangka waktunya harus cukup lama supaya kamu bisa memahami produk apa yang sebenarnya benar-benar kamu butuhkan.

Baca juga

  1. Packing Party (The Minimalist)

Eksperimen ini merupakan temuan dari duo The Minimalist, yaitu Joshua Millburn dan Ryan Nicodemus. Lalu bagaimana sih eksperimen Packing Party? Jadi caranya adalah dengan mengepak semua barang-barang yang kamu miliki seolah seperti kamu ingin pindah rumah. Kamu harus mengepak semuanya, mulai dari pakaian, buku, alat elektronik, perabotan, dan lainnya. Kemudian kamu hanya boleh mengeluarkan barang-barang yang akan dipakai saja selama tiga minggu kedepan. 

Packing Party ini cocok sekali bagi kamu yang mempunyai koleksi produk kecantikan yang banyak dan bingung untuk memulai meminimalisir dari mana. Kamu bisa memasukkan semua produk kecantikan yang kamu punya kedalam satu boks atau kardus, termasuk haircare, skincare, makeup, parfum, body care, oral care, dan lain lain. Kemudian barang yang boleh kamu keluarkan dari boks hanya barang yang akan kamu pakai saja. Contohnya, kamu akan keluar rumah siang hari dan membutuhkan sunblock, maka hanya sunblock itu saja yang boleh keluar dari boks. Sementara, mengenai jangka waktu, tidak ada aturan yang baku soal harus berapa lama eksperimen ini harus dilakukan. Kalau kamu merasa tiga minggu terlalu lama maka kamu bisa mencoba memperpendek jangka waktunya.

Photo by Mikhail Nilov from Pexels

Pada akhir eksperimen, kamu akan mengetahui produk-produk kecantikan mana saja yang paling sering kamu gunakan atau butuhkan. Kalau kamu mengadakan packing party kira-kira bagaimana? Berapa persen prediksi kamu untuk produk kecantikan yang ternyata tidak kamu gunakan?

  1. 12-12-12 (Joshua Becker)
Photo by Anastasiia Chepinsk on Unsplash

Sudah tidak asing dengan istilah 12-12? Eits tunggu dulu! Ini bukan challenge harbolnas atau hari belanja nasional. Joshua Becker lewat blog nya Become the Minimalist mengenalkan challenge ini untuk mempermudah kamu untuk melakukan aktivitas declutter. 12-12-12 adalah sebuah kependekan dari tiga aturan. Setiap harinya kamu harus menemukan 12 barang yang akan kamu buang, 12 barang yang akan kamu donasikan, dan 12 barang yang kamu perlu kembalikan ke tempat semestinya. 

Jumlah 12 ditentukan oleh Joshua karena jenis barangnya bisa berupa apa saja. Jadi apa tantangan ini bisa kamu terapkan juga untuk melakukan declutter beauty product? Jelas bisa dong! Jumlah barangnya saja yang perlu kamu sesuaikan. Semisal, setiap minggu kamu perlu menemukan 1 produk kecantikan yang akan kamu eliminasi (bisa berupa produk yang sudah habis atau sudah expired ya), 1 produk yang akan kamu donasikan atau kamu berikan kepada teman kamu, dan 1 produk yang letaknya tidak rapi atau tidak semestinya (semisal ada makeup yang kamu simpan di dalam tas, ada yang tersimpan di tas lain, di laci meja, atau di tempat lain). Durasinya juga bisa kamu sesuaikan dengan seberapa banyak produk kecantikan yang kamu miliki dan ingin kamu kurangi.

Menariknya adalah kamu bisa mengajak orang lain seperti keluarga atau teman kamu untuk berkompetisi di tantangan ini. Siapa yang terlebih dulu berhasil mencapai jumlah yang ditentukan maka dia yang akan menjadi pemenang pada hari itu. Agar permainan terasa lebih seru kamu juga bisa untuk menentukan hadiah apa yang didapatkan pemenang atau hal yang apa yang harus dilakukan sebagai hukuman yang kalah.

  1. Buy Nothing Challenge (Kalle Lasn)

Pernah mencoba menantang diri kamu sendiri untuk stop jajan beauty product? Kalle Lasn, seorang aktivis dan pembuat film dokumenter membuat konsep ‘Buy Nothing Day’ yang menjadi terkenal pada tahun 2007 di Kanada. Laki-laki ini menyoroti fenomena belanja Black Friday dan musim belanja menjelang natal sebagai bentuk konsumerisme yang tidak perlu. 

Kemudian gerakan Buy Nothing ini akhirnya mulai diadaptasi oleh banyak orang, termasuk oleh para blogger dan content creator. Contohnya seperti Leo Babauta lewat blog nya Zen Habits, yang mengajak para pembacanya untuk tidak berbelanja pada Black Friday, bahkan hingga akhir tahun sebagai bentuk protes atas konsumerisme yang berlebihan. Sarah Therese, Youtubers dari Kanada juga turut mencoba tantangan ini. Hanya saja prakteknya dilakukan selama 30 hari. Selama 30 hari Sarah hanya mengeluarkan uang untuk bahan makanan, bensin, keperluan darurat, dan tagihan penting lainnya. 

Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Kamu bisa mengadopsi ‘Buy Nothing Challenge’ sebagai langkah preventif untuk membeli produk-produk kecantikan yang tidak kamu perlukan. Kamu bebas untuk menentukan pemilihan waktu, jangka waktu, dan objektifnya. Semisal kamu paling sering melakukan impulsive buying terhadap beauty product saat harbolnas, maka kamu bisa menghindari dengan tidak melakukan belanja pada saat event tersebut, atau bahkan dengan tidak membuka portal belanja online. Contoh lainnya, kamu bisa menentukan bahwa selama dua bulan kedepan kamu tidak akan membeli produk kecantikan sama sekali karena yang kamu punya sekarang cukup sebagai persediaan selama dua bulan kedepan.

Jadi bagaimana? Kamu tertarik untuk mencoba eksperimen yang mana untuk meminimalisir produk kecantikanmu? Share ceritamu di instagram dan jangan lupa tag @lyfewithless yaa!


Tulisan ini hasil karya kontributor kami, Daniya Nahdi

Editor: Sarah Safira Sofiani & Cynthia S Lestari.

Tertarik menjadi kontributor kami? Kunjungi link berikut untuk menulis atau email draftmu ke hi.lyfewithless@gmail.com dengan subject: CONTRIBUTOR – NAMA.

0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

#PakaiSampaiHabisProduk Langsung atau Trial Kit?

Pernahkah terbesit di dalam pikiranmu apakah lebih baik kita membeli produknya secara langsung (full size) atau membeli dalam ukuran kecil (trial kit/ travel size)? Pada artikel ini kita akan bersama – sama mencari tahu bagaimana menentukan keputusan untuk membeli produk langsung atau trial kit terlebih dahulu.